Hikmah
di Balik Pertemuan
Pada
awalnya sih writing is not my passion but surfing the internet is my passion.
Nah kali ini saya akan bercerita sedikit tentang bagaimana prosesnya dari
kurang suka menulis sampai jadi terobsesi menjadi seorang penulis yang karya-karyanya
nanti bisa menjadi best seller. Yah namanya juga bermimpi, ya boleh dong
setinggi-tingginya? Tapi jangan terlalu terobsesi secara lebay juga ya karena nanti kalau ga tercapai malah bisa
depresi. Jadi awal cerita ketika itu saya mengikuti acara pembentukan komunitas
guru-guru SD se wilayah Jakarta Timur di SDN Jatinegara Kaum 03. Nah di
komunitas tersebut saya bertemu dengan guru-guru hebat yang mindsetnya luar biasa, kreatif,
inovatif, dan produktif dalam menghasilkan karya-karya yang bermutu tinggi. Salah
satunya adalah komunitas yang dilabeli KKG SD SUDINDIK Wilayah Jakarta Timur
yang disingkat KKG SD JT. Nah yang menarik adalah yang menjadi ketuanya. Dia
adalah Pak Asep Sutisna Sanjaya. Awalnya sih saya
belum kenal beliau dan belum banyak juga yang saya kenal orang-orang yang
tergabung dalam komunitas tersebut karena saya lebih mengenal guru-guru dalam
wadah komunitas guru-guru Bahasa Inggris SD DKI Jakarta.
Saya
penasaran dengan sosok yang bernama Pak Asep ini, lalu saya googling di
internet dan mengetik namanya di mesin pencarian dan wow munculah berderet nama Asep Sutisna Sanjaya menghiasi laman mesin pencarian google. Rasa
penasaran saya semakin dalam, sebetulnya siapa sih orang ini dan prestasi apa
yang sudah dia capai sampai namanya tersebar di berbagai laman platform media
sosial mulai dari website, blog, youtube, Instagram, facebook, linkedin dan
berbagai komunitas guru, penulis, pegiat literasi, praktisi hipnoterapi dan
hipnoteaching, komunitas Asep se-Dunia, dll. Saya buka satu-satu laman itu dan
saya baca artikelnya dengan seksama. Wah ternyata kisah hidupnya ini inspiratif
sekali. Dibesarkan dalam kondisi yatim piatu dan tinggal di panti asuhan tidak
membuat Asep kecil patah semangat untuk menjalani hidup dan meraih mimpi. Sejak
usia 8 bulan Asep kecil sudah menjadi yatim piatu dan dirawat oleh kakek dan
neneknya. Sejak dulu Asep kecil sudah terbiasa hidup sebatang kara dan dalam
kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Namun di balik kondisi serba kekurangan
itu Asep kecil yang pada saat berumur 10 tahun tinggal di panti asuhan itu
tetap memiliki tekad dan kemauan yang keras untuk mengubah nasibnya dan meraih
cita-cita setinggi bintang di langit. Hal tersebut dibuktikannya dengan
kegigihannya menjalani hidup di panti asuhan yang serba kekurangan. Pernah
suatu waktu demi bertahan hidup Asep kecil rela memulung botol-botol plastic
bekas dan memakan makanan sisa yang dibuang di tong sampah bahkan pernah sampai
menjadi gelandangan.
Berkat
kegigihan, keuletan, kerja keras, kemandirian, bermental baja, keikhlasan, dan
kekuatan doa Asep kecil yang dulu hidup dalam kesengsaraan kini berubah menjadi
seorang Asep yang sukses, berpendidikan tinggi dengan jenjang pendidikan
terakhir bergelar Doktor dari Universitas Negeri Jakarta dengan Program Studi Penelitian Dan Evaluasi
Pendidikan lulus tahun 2017. Kini mantan kuli bangunan, pemulung dan
gelandangan itu menjelma menjadi seorang yang sarat prestasi dengan segudang
pengalaman. Beberapa prestasi dan pengalaman dari Pak Asep diantaranya adalah :
Juara 1 guru berprestasi tingkat kecamatan
matraman 2017,
Juara 3 Guru berprestasi tingkat Kota
Administrasi Jakarta Timur 2016, Juara 1 guru berprestasi tingkat Kota
Administrasi Jakarta Timur 2017 dan Juara 3 guru berprestasi tingkat provinsi
DKI jakarta 2017. Narasumber Radio Edukasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dengan tema Science, Technologi, Engineering dan Mathematics (STEM)
bersama Sains Kuark, narasumber Seminar Kompetensi Profesional Guru, narasumber
Seminar Motivasi ” Satu perubahan untuk masa depan”, dan penggagas seminar
pendidikan “Peningkatan Hasil belajar Siswa”
Begitulah
jika Tuhan sudah berkehendak maka tidak seorangpun yang dapat menolaknya.
Walaupun dari kecil hidup sebatang kara dan serba kekurangan maka jika Tuhan
ingin mengangkat derajat seseorang maka akan dengan mudah dan dalam sekejap
saja orang tersebut akan menjadi mulia yang semula dipandang hina. Oleh karena
itu jangan pernah kita putus asa karena suatu permasalahan atau beban hidup
yang kita rasakan berat dan tiada akhirnya. Tuhan tidak akan memberikan beban
cobaan diluar kesanggupan manusia. Jika seseorang mendapatkan suatu masalah,
ujian, atau musibah maka Tuhan sudah menakar hal tersebut dan menguji orang
tersebut sesuai dengan kesanggupannya.
Orang
hebat kedua yang saya temui di komunitas KKG SD JT ini adalah Pak Ries namanya.
Beliau ini lulusan IKIP jurusan seni rupa yang mempunyai pengalaman segudang,
penulis yang produktif dan prestasi yang cukup banyak. Naskah tulisan yang
sudah Pak Ries buat ada banyak dan beragam. Ada banyak naskah cerpen, pantun,
puisi, dan bahkan novel yang sudah dibuatnya. Ketika pertama kali saya dan Pak
Ries bertemu kita tidak terlalu banyak bicara karena masih belum saling
mengenal. Sesudah acara webinar persiapan assessmen nasional yang diselenggarakan
oleh KKG SD SUDINDIK Wilayah JT di SDN Jatinegara Kaum 03 secara virtual,
mulailah kita berkomunikasi secara intens. Pak Ries pernah berkata kepada saya,
“Rip saya liat kamu memiliki aura yang berbeda”. “Saya rasakan getaran
frekuensi yang aneh” lanjut Pak Ries. “Hah apa itu Pak Ries”. “Begini Rip, mau
ngga kamu saya ajarin menulis?” tanya Pak Ries. “Wah menulis ya Pak? Saya ngga
pernah nulis dan kayaknya ngga berbakat juga Pak jadi penulis” kata saya.
“Tenang Rip. Tau engga orang-orang yang saya ajarin menulis awalnya itu
biasa-biasa aja tapi setelah saya ajarkan menulis dengan teknik yang mudah eh
sekarang malah dia lebih hebat dan lebih banyak tulisannya daripada saya” kata
Pak Ries meyakinkan saya. “Oh bener begitu Pak Ries” tanya saya penasaran. “Iya
nanti kamu saya kasih tau deh ceritanya.”
Setelah
itu kita mengobrol santai di dalam ruangan operator yang mungil dan sambil
duduk lesehan kita asyik membahas
bagaimana cara menulis dengan mudah dan mengembangkan ide-ide yang ada
di kepala kita untuk kemudian dituangkan ke dalam tulisan yang enak untuk
dibaca. Tak terasa waktu kita mengobrol cukup lama juga yaitu 3 jam. Setelah
saya mendapatkan tips dan trik cara mudah untuk menulis dari Pak Ries saya jadi
semangat untuk menulis. Kemudian saya masuk komunitas Belajar Menulis yang
digawangi oleh guru blogger Indonesia yaitu Om Jay nama terkenalnya. Awalnya
sih saya hanya ingin tahu saja grup apa sih ini, mungkin dari grup ini ada
manfaat yang bisa saya ambil nantinya. Saya tidak terlalu fokus mengikuti
materi yang diberikan narasumber karena waktunya bersamaan ketika saya mengajar
privat Bahasa Inggris. Pertemuan pertama saya merasa masih biasa saja tidak ada
yang menarik perhatian saya. Pertemuan kedua, ketiga, keempat, dan kelima pun
masih sama belum ada hal yang luar biasa menggugah hati saya untuk lebih focus
dan semangat dalam menulis. Namun setelah pertemuan keenam saya sudah mulai
tertartik dengan materi yang disajikan oleh narasumber yang memberikan tips dan
trik jitu cara menulis dengan mudah dan menghasilkan buku best seller menulis
hanya dalam waktu 7 hari. Ternyata selain buku yang dibuatnya itu menjadi
best-seller juga mendapatkan penghargaan sebagai buku terbaik versi
perpustakaan nasional 2020. Jadi karena hal itulah saya termotivasi dan
terinspirasi menjadi seorang penulis yang hebat, produktif dan menghasilkan
banyak buku yang best-seller nantinya. Sejak saat itu saya mulai sering
menulis. Mengirimkan beberapa naskah tulisan untuk ikut ke dalam tulisan
antologi (menulis keroyokan) bersama para penulis lain. Saya mencoba untuk
menulis setiap hari, menuliskan segala kejadian yang saya lihat, dengar dan
alami. Saya buat blog sebagai salah satu cara untuk mengabadikan
tulisan-tulisan saya. Menulis di ponsel pintar ketika ada waktu senggang, waktu
macet ataupun ketika menunggu dalam antrian. Pada intinya saya ingin kemampuan
menulis saya semakin berkembang dan semakin banyak naskah tulisan yang saya
buat.
Jakarta,
29 Oktober 2021 22:07
Moh.
Urip Hidayat
Comments
Post a Comment