Skip to main content

Menulis Kelengkapan Naskah atau Buku (Resume ke-16)





Pertemuan       :  ke-16 (Senin, 19.00-20.00WIB, 16 Agustus 2021)

Gelombang    : 20

Nara Sumber   :  Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

Moderator       : Aam Nurhasana h      

Judul Tema      : Menulis Kelengkapan Naskah atau Buku

Menjelang Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-76 grup WA Belajar Menulis gelombang ke-19 dan 20 mengadakan event pertemuan yang ke-16 dengan mengangkat tema yang sangat menarik untuk dituangkan dalam tulisan yaitu Menulis Kelengkapan Naskah. Rasanya belum sempurna jika naskah yang kita buat atau tulis masih belum lengkap. Seperti orang yang memakai baju dan celana jika salah satunya ditinggalkan akan terlihat kurang sempurna dan janggal. Sebagai prolog mengawali resume ke-16 ini saya ingin menuliskan doa dan harapan untuk bangsa dan negara tercinta semoga bangsaku semakin kuat dan berjaya. Semoga dimasa pandemi ini Indonesiaku semakin di lindungi baik pemimpinnya dan rakyatnya. Mari kita bekerjasama mengahadapi cobaan ini. Semoga Allah SWT memberikan Bangsaku, Negaraku, dan Indonesiaku dapat menghalau pandemi,  serta dapat keluar dari kesulitan yang di hadapi kini. Semoga generasi  emas Indonesia  tercipta. Setelah tahun baru islam pertemuan malam ini ke- 16 di hari ketujuh  di tahun baru islam 1443 hijriah, semoga semangat baru, dan semangat 45, serta semangat kemerdekaan dalam menulis resume semakin meningkat.  Menulislah untuk memerdekakan pikiran, melepaskan belenggu hati dan pikiran,  se-merdeka nya 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan.  Pertemuan  di awali dengan kata pembuka dari ibu moderator Ibu Aam Nurhasanah  dalam pertemuan materi ke -16 dengan Narasumber  ibu  Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD. yang sering disebut ibu Tere tanpa liye.

Bu Aam membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan ucapan selamat kepada guru hebat di seluruh tanah air. Beliau mengawali pertemuan ke 16 dengan meminta izin kepada semua peserta mendoakan Om Jay dan teman-teman yang sedang terbaring sakit semoga Allah berikan kesembuhan dan kesehatan untuk mereka dan pandemi korona ini bisa segera berlalu. 

Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD sebagai narasumber di pertemuan ke-16 ini menyapa para peserta workshop wag belajar menulis ini dengan mengucapkan salam dan memberi inspirasi dan motivasi untuk terus menulis agar karya tulis kita bisa abadi dan bermanfaat untuk orang banyak.

Bu Aam mengingatkan dan memberikan semangat agar peserta bisa mengumpulkan 20 link resume dan bisa menerbitkan buku solo sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat 40 jam. Beliau juga mengingatkan agar peserta sudah mulai membuat daftar isi untuk buku solo karena 4 pertemuan lagi akan terkumpul 20 resume yang akan menandakan berakhirnya pelatihan belajar menulils gelombang 20 ini.

Bu Aam memperkenalkan profil singkat narasumber kali ini yaitu Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD dengan nama akrabnya Cikgu Tere sebagai salah satu alumni pelatihan belajar menulis gelombang ke-4. Bu Aam juga menyebutkan bahwa narasumber telah berhasil membuat beberapa buku yang berhasil diterbitkan oleh penerbit mayor PT. Andi Offset.  

Contoh tulisan dan karya Novelnya

Tere Tanpa Liye



“Tere Liye! Siapa yang tidak pernah mendengar tentang penulis novel laris yang satu ini ? Saya yakin sahabat bukan hanya pernah mendengar tentang beliau, namun pasti sudah juga membaca novel - novelnya. Saya juga sudah membaca novel Tere Liye yang berjudul Pulang, Hujan, Sepotong Hati yang Baru, dst. Ya, saya memang mengagumi karya - karya beliau yang fantastis. Boleh dikatakan, saya juga ngefans sama Tere Liye,”kata ibu Tere tanpa liye. 

Tapi di sini saya tidak akan menceritakan lebih banyak tentang Tere Liye. Melainkan tentang Tere Tanpa Liye, yaitu saya sendiri. Mengapa hal ini perlu saya sampaikan ? Karena sudah banyak orang yang salah sasaran dan menduga jika saya adalah Tere Liye, sang penulis novel itu,” kata ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

“Sebenarnya untuk saya malah menjadi hoki, jika ada yang salah sasaran begitu. Namun, saya jadi malu sama Bang Tere Liye yang asli, atau takut juga jika dikira pansos oleh para fans nya,” kata ibu Theresia.

“Baiklah, untuk lebih mengenal tentang Tere Bukan Liye ini, kita mulai dengan perkenalan singkat. Nama saya adalah Theresia Sri Rahayu, dilahirkan di Kuningan, 13 September 1984. Teman - teman dekat saya sebelumnya memanggil saya dengan nama "Sri", namun ketika tahun 2011, saya mengikuti pra jabatan CPNS, teman - teman se angkatan memanggil saya dengan sebutan "Tere". Dan sebutan ini terus melekat sampai saya mutasi ke Pulau Sumba, NTT,” kata ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

"Banyak sekali perempuan Jawa yang datang ke Sumba dan bernama "Sri", makanya nanti di Sumba, panggilanmu "Tere" saja." Pesan suami pada saya. Saya pun mengiyakan, walau di dalam hati ada sedikit ganjalan, karena dalam Bahasa Sunda (Saya aslinya Sunda,lho), Tere itu artinya anak tiri. Hiks!”katanya mengikuti saran suaminya.

“Dalam perjalanan waktu, saya pun terbiasa dengan penggilan itu. Sampai pada tahun 2019 yang lalu, ketika saya berkesempatan mengikuti Short Course 1000 guru ke luar negeri, saya mendapat tambahan sebutan menjadi Cikgu Tere. Karena saat itu saya melaksanakan praktek mengajar di salah satu Sekolah Dasar yang berlokasi di George Town, Penang – Malaysia,”kata ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

“Dan untuk mengenang pengalaman berharga itu, saya abadikan nama "Cikgu Tere" menjadi nama blog ini. Harapannya bekal ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperoleh menjadi pemantik kesuksesan di masa yang akan datang. Selain itu, saya juga berharap agar blog Cikgu Tere ini dapat menjadi media berbagi inspirasi dan motivasi bagi para pembacanya,”kata ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

“Terkait dengan berbagi inspirasi dan motivasi ini, saya sendiri sudah membingkainya menjadi sebuah buku yang berjudul "Bukan Guru Biasa, Catatan Inspiratif Guru Penggerak". Buku tersebut menceritakan tentang arti seorang guru yang hebat dan inspiratif, di antaranya ada guru blogger, youtuber, bahkan guru inovatif dari berbagai daerah di Indonesia, selain itu, ada juga kisah - kisah menarik yang dialami oleh Cikgu Tere sepanjang tahun 2019 dari perjalanan demi perjalanan yang dilakukan,”kata Ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

Beberapa Contoh karya ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd.M.Si.



Menurut ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD., Ini adalah buku solo beliau,  yang terbit mulai tahun 2020. Buku ke empat dengan judul Belajar Dalam Mengajar terbit tahun 2021 setelah menyelesaikan tantangan menulis di blog setiap hari bersama YPTD.

Selain itu memang ada beberapa buku antologi yang saya tulis. Namun saya tidak menyimpannya.  Karna biasanya buku antologi saya karena menjadi pemenang di beberapa kegiatan menulis bareng menurut pengakuan Cik Gu Tere.

“Nah,Bapak/Ibu, tentunya kita berharap bhw sebentar lagi kita akan mendapatkan mahkota sebagai penulis,  yaitu buku. Oleh karena itu,  malam hari ini,  saya akan mencoba berbagi tentang kelengkapan naskah untuk menjadi sebuah buku,” kata Cik Gu Tere tanpa liye.

Kelengkapan Naskah Buku



Menurut Buku yang di tulis ibu Tere tanpa liye di kelengkapan Naskah buku terdiri dari Prakata, Daftar Isi, Sinopsis dan Profil Penulis.



Di dalam Prakata berisi tentang Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendekung penulis, menggambarkan isi buku secara ringkas, sasaran pembaca, keunggulan buku, dan pesan bagi pembaca. Panjangnya prakata berkisar satu sampai dua halaman, namaun lebih efefktif satu halaman.



Prakata dan Kata Pengantar

Apakah sama Prakata dengan Kata Pengantar? Ternyata berbeda,Prakata adalah Tulisan yang di tulis oleh Penulis buku itu sendiri.Biasanya di buku karya Tulis ilmiah berupa jurnal atau bentuk yang lain.umumnya lebih bersifat singkat dan ringkas.Menggambarkan isi buku secara ringkas, sasaran pembaca , keunggulan buku dan pesan kepada pembaca serta ungkapan Sedangkan Kata Pengantar adalah Di tuliskan oleh orang lain seperti pihak Penerbit,senior dan orang yang berkompeten, Biasanya yang terdapat di buku. Biasanya di tulis lebih panjang dan mengulas lebih dalam.

 





 

 

Daftar Isi

Daftar Isi yang biasanya di sebut out line atau kerangka atau tema. Manfaat Out line memudahkan proses penulisan, Memudahkan penulis agar tidak bingung.Mernjadikan tulisannya lebih sistematis, membuat penulis lebih fokus dan menjamin kelengkapan tulisan. Ibu Tere memberikan tips mudah membuat daftar isi otomatis dengan menggunakan Microsoft word. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Judul bab dibuat dengan menggunakan Heading 1

2. Judul sub bab dibuat dengan menggunakan Heading 2.



Daftar isi dibuat dengan menggunakan Tab Reference, Table of Content. Untuk mengganti atau mengubah level pada style dari daftar isi dilakukan dengan cara klik Custom Table of Content. Misalnya, menggunakan titik-titik pada nomor halaman.

                







 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sinopsis

Sinopsis menggambarkan keseluruhan isi buku yang menyajikan alur cerita secara lengkap namun ringkas. Penulisan sinopsis bermanfaat untuk memudahkan para pembaca dalam memahami isi cerita. Oleh karena itu, bahasa haruslah lugas dan mudah dimengerti. Hal ini bebeda dengan blurb. Blurb hanya menuliskan bagian-bagian menarik dari isi buku yang biasanya ditandai dengan pertanyaan yang membuat pembaca penasaran dan ingin membacanya.


 


 

 

 

 


BLUBRB

Untuk lebih jelas tentang blurb, perhatikan contoh berikut ini.





 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Profil Penulis

Menjelaskan tentang cerita penting tentang diri penulis. Ditulis dalam bentuk narasi, dan berisi hal-hal penting yang relevan saja. Profil penulis juga berisi informasi tentang kontak penulis.

Hal-hal  yang diperhatikan menulis profil penulis:

1. Cerita penting

Misalnya  cerita penting: jika kita menulis tentang tips menulis di blog, minimal kita sudah mempunyai kompetensi di bidang itu.  Kita bisa menuliskan penghargaan sebagai blogger, dll.

2. Relevan, maksudnya  kita menulis  tentang pendidikan, maka latar belakang kita harus pendidikan.

3. Menulis nomor kontak


 

 

 

 

 

 


“Sangat membuka mata dan telinga. Mengetahui perbedaan prakata dan kata pengantar. Sinopsis dan blurb.Sebelum membuka sesi tanya jawab dari peserta, izinkan Aam bertanya terlebih dahulu,”kata ibu Aam Nurhasanah.

Pertanyaan pertama

“Bagaimana menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam menulis, sehingga para peserta bisa mengikuti challenge menulis satu minggu? Langkah apa yang ditempuh agar naskah peserta bisa tembus ke penerbit mayor PT Andi? Bagaimana mencari sumber referensinya? Hal ini saya tanyakan karena Prof. Ekoji mengadakan hal serupa di gelombang 19 dan 20 saat pertemuan minggu lalu,” kata penanya.

“Wahh senangnya ya,  krn Prof. Eko mengadakan challenge ini lagi.  Saya harap Bpk/Ibu bisa mengikutinya. Pertama,  cara menumbuhkan kepercayaan diri dalam menulis untuk mengikuti challenge tersebut,  menurut pengalaman saya adalah terus menulis Om Jay sering mengatakan menulislah setiap hari dan kita akan mendapatkan keajaiban.  Nah,  salah satu keajaibannya adalah kita semakin banyak jam terbang. Lebih mudah menuangkan ide menjadi tulisan, kemudian kita juga jadi terbiasa menulis  dan muncullah rasa percaya diri itu,”kata ibu Theresia alias Cikgu Tere.

“Kemudian jawaban yang kedua,  langkah yang ditempuh agar naskah peserta bisa tembus ke penerbit mayor seperti Penerbit Andi. Saya akan menjawab sesuai pengalaman saya ya,  Bu.  Kalau secara teknisnya Penerbit Andi pasti sudah menyampaikan juga. Langkah yang pasti adalah dengan mempelajari gaya selingkung dari Penerbit Andi.  Buka websitenya dan lihat topik - topik apa yang mereka terbitkan. Kemudian,  belajar menggunakan trending topic dan lihat pemasarannya.  Misalnya sekarang sedang masa pandemi,  apa yang sangat dicari oleh para pembaca. Hal - hal ini yang menjadi pertimbangan Penerbit Mayor untuk meloloskan naskah kita,Jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

“Ada satu lagi,  komunikasi dengan Prof. Eko melalui challengenya.  Kenapa? Karena beliau adalah penulis hebat dan terkenal.  Ketika kita dapat berkolaborasi bersama beliau,  maka kecenderungan naskah kita akan diterima oleh Penerbit Andi.  Karena beliau mempunyai kredibilitas tinggi. Yang terakhir,  terkait referensi,  tentunya kita bersumber pada Channel Youtube Prof. Eko,  kemudian mengembangkan referensi pada jurnal serta buku yang relevan dengan topik kita.Kita bisa gunakan google cendekia atau google scholar juga untuk mencari referensi.Tidak apa2, Bu. Ini jawabannya juga panjang,”kata ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

Pertanyaan Kedua. Syafrudin Tolitoli.

“Apakah saat kita mengirimkan naskah buku dan kelengkapan naskah buku tersebut ada yang kurang, apakah naskah bisa diterima penerbit atau malah  dikembalikan?”Tanya pak Syafrudin, asal Tolitoli.

“Biasanya penerbit akan menginformasikan kepada penulis,  kelengkapan naskah apa saja yang perlu dikirimkan.  Sehingga sebaiknya kita sebagai penulis memastikan dulu kelengkapannya sesuai permintaan penerbit.Namun jika ternyata,  masih saja ada kekurangan,  maka pasti dari penerbit akan menghubungi pihak penulis.  Atau bisa juga penulis menjalin komunikasi atau bertanya lebih dulu pada penerbit,  jikalau naskah yang dikirimkan masih ada kekurangan.Jadi jika pertanyaannya apakah diterima atau dikembalikan,  berdasarkan pengalaman di penerbit mayor dan beberapa penerbit indie,  mereka tetap menerima naskah tersebut,”Jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

Pertanyaan Ketiga,  ibu Nelly dari Banda Aceh

“Standar isi minimal halamannya berapa untuk buku solo?”Tanya ibu Nelly dari Banda Aceh.

“Sebenarnya untuk standar isi minimal saya kurang tahu ya,  Bu.  Karena itu tergantung dari jenis bukunya sendiri.  Buku cerita bergambar tentu beda dengan buku kumpulan puisi atau buku non fiksi.Tapi jika buku kita ingin terlihat kokoh,  elegan dan mempunyai tulang punggung,  maka jumlah halamannya bisa sekitar 150 halaman atau lebih.  Untuk ukuran kertas A5,”jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

Pertanyaan Keempat, Pak Dail dari Serang

 “Pertama,Untuk melengkapi naskah buku selain melakukan proofreading dan penyuntingan. Apasaja langkah yang  perlu dilakukan agar naskah tulisan yang kita buat lengkap?, Kedua, membaca 33 prestasi dan penghargaan yg ditulis dalam biografi singkat ibu, apa rahasianya sehingga selalu jadi yang TERBAIK?”tanya Pak Dail dari Serang.

Jawab untuk pertanyaan Keempat,untuk Pak Dail dari Serang

“Pertama, kuncinya ada di bagian outline,  Pak.  Karena salah satu manfaat outline adalah menjamin bahwa naskah kita lengkap. Sekedar tips yang saya dapat saat berproses menulsi buku bersama Penerbit Andi adalah jumlah Bab minimal 5. Dengan keterangan 5 ini adalah 5 W + 1 H. Maksudnya jika kita menulis buku tentang Blog,  maka kita membahas Apa itu blog,  Mengapa kita harus nge blog,  bagaimana caranya menulis di blog,  kapan kita menulis di blog,  dll.  Jika unsur 5 W + 1 H sudah terpenuhi,  maka kita bisa tahu bahwa naskah kita lengkap.  Jadi, selain melakukan proofreading dan penyuntingan,  kita bisa memastikan bahwa semua pertanyaan itu sudah terjawab di outline,” jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD..

“Sebetulnya bukan yang terbaik,  Pak.  Masih banyak orang lain yg tentunya lebih hebat dari saya.  Seperti Bu Aam,  beliau adalah juara blogger nasional.Saya tidak punya rahasia besar di balik kesuksesan saya.  Namun,  selama ini saya selalu memotivasi diri saya untuk terus belajar.  Motto saya adalah belajar,  belajar,  dan belajar!“jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.

Pertanyaan Kelima, Sri Sundari (Karawang)

“Sinopsis ada di sampul belakang ya. Saya sering membaca blurb mungkin maksudnya supaya calon pembaca penasaran dengan cerita tersebut. seperti contoh cikgu. Bagaimana menurut cikgu sementara buku seperti itu banyak di pasaran. Terima kasih,”tanya ibu Sri Sundari.

“Memang banyak yg bingung tentang sinopsis dan blurb.Biasanya blurb itu ditemukan di jenis buku fiksi.Pasti banyak yg menuliskan blurb karena memang tujuannya adalah menarik rasa penasaran pembaca. Kadang,  saat saya masih di Bandung,  saya pergi ke Gramedia dan menghabiskan waktu membaca buku di sana.  Biasanya yang saya baca lebih dulu ya bagian belakang bukunya.Dulu saya tahunya itu sinopsis. Ternyata memang beda sinopsis dan blurb,” jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.  .

Pertanyaan Keenam,ibu Helwiyah dari Bekasi

Pertama, Apakah semua jenis buku harus mencantumkan blurb?, Kedua, dibagian mana sebaiknya blurb dicantumkan, apakah bisa bersamaan dengan sinopsis?, ketiga, Apakah aman mencantumkan no kontak penulis pada profil?”tanya ibu Helwiyah dari Bekasi.

Menjawab Pertanyaan Keenam, Ibu Helwiyah dari Bekasi

 

“Pertama, menurut saya,  blurb lebih tepat di buku fiksi.  Buku non fiksi sebaiknya menuliskan synopsis, Kedua,  biasanya blurb atau sinopsis dituliskan di bagian belakang / cover belakang buku.  Namun,  ada juga yang di bagian dalam buku karena bagian cover belakang dicantumkan testimoni. Biasanya hanya salah satu antara blurb atau synopsis, ketiga, memang terkait keamanan tidak ada kepastian untuk jaminan.  Namun,  kita bisa minimalisir dengan mencantumkan alamat email atau nomor HP yang kedua. Maksudnya yang kita gunakan khusus untuk membangun relasi dengan umum.  Jika keberatan dihubungi melalui nomor HP,  bisa juga melalui akun media sosial kita,” jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.  .

Bu Aam mengajak kepada peserta di WAG pelatihan menulis untuk membacakan surat Al Fatihah serta mendoakan kesembuhan dan kesehatan bagi Cikgu Tere yang sekarang sedang isolasi mandiri. Jika pertanyaan silahkan kirim ke blog kemudian Cikgu Tere menjawabnya di postingan blog Cikgu Tere. Bu Aam juga meminta maaf atas jika selama menjadi moderator dalam memandu diskusi ada kesalahan tutur kata yang kurang berkenan dan agar para peserta memaklumi situasi dan kondisi Cikgu Tere yang dalam kondisi kurang sehat tapi masih bisa menyempatkan sharing berbagi ilmu dan pengalaman dengan semua peserta WAG pelatihan menulis gelombang 19 dan 20. Dan akhirnya Ibu Aaam Nurhasanah sebagai moderator menutup pertemuan kelas Pelatihan Menulis KSGN NGEBLOG PGRI.

Terima kasih tak terhingga kepada ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD yang telah mentranfer ilmu dan pengalamannya sebagai penulis dan juga ibu Aam Nurhasanah S.Pd. sebagai moderator di pertemuan ke-16 ini sudah memandu dengan sangat baik jalannya pelatihan virtual menulis via WAG ini dan Om Jay serta panitia Pelatihan Menulis PGRI. Semoga ilmunya menjadi washilah untuk mendapatkan amal jariah yang dengannya akan terus mengalir pahala dan memberikan manfaat dan kebaikan bagi orang banyak  Aamiin  Salam blogger millenial, inspiratif dan kreatif....

 

Comments

Popular posts from this blog

Surround Yourself by Fluent English Speakers

  To speak good English, surround yourself by people who speak English fluently   Let us say that your current English speaking skills aren’t great. You aren’t very confident of being able to communicate confidently and effectively in English with anyone, be it a small group or a large one. However, you are very determined to improve your spoken English skills rapidly and prove to yourself that you can do it, while making a good impression on those around you. Taking up an  English speaking course  is obviously one way to speed up the process of learning, and an important one at that. Yet, there is another critical element that can determine the rate and extent of success in your endeavour. Just as the old English adage goes, “a man is known by the company he keeps”, your success in  improving your English skills  will depend largely on the “company” you keep. If you are around people who speak in English regularly, you have a much greater chance of improving your own speaking

5 Types of teachers who transform learners of all kinds

  5 Types of teachers who transform learners of all kinds https://www.flatlandkc.org/assets/uploads/2014/09/TypecastingTeachers-optimized.pdf Teachers have a one-of-a-kind opportunity to make an impact on young learners during some of their   most important developmental years  — childhood and adolescence are highly critical to the formation of an individual. So much of a person can be determined based off their early years of life. And that is exactly why the role of a teacher is paramount. In fact, multiple types of teachers   top the charts on  surveys measuring the most meaningful careers . Teachers don't just teach; they inspire their students and guide them along the greater path of growth throughout their childhood, adolescence and into young adulthood. They can be mentors and allies. Sometimes a teacher will be the only positive role model for a student. In many cases, the influence of a teacher can last a lifetime. If you're thinking about pursuing a passionate career

Think in English

  §   Do you speak with a lot of  pauses  and  hesitations? §   Do you have  difficulty   expressing your ideas  in English? §   Do you  mentally translate  from your native language to English… but the sentences come out  incorrect  or  unnatural  when you speak? If you want to eliminate these problems and become fluent in English, the secret is… Learning how to think directly in English! Many English students say: §   “It’s too difficult! §   “I don’t know enough English words!” §   “I need to think in my native language and translate.” The problem with thinking in your native language and translating is that it results in sentences that  are not correct  in English, because the grammar and sentence structure is often different in English and your native language. Also, it  takes too much time  to think and translate when you’re in a conversation – leading to pauses, hesitations, and the inability to speak fast and fluently. Many students believe that thinking