Pertemuan : ke-16 (Senin, 19.00-20.00WIB, 16 Agustus 2021)
Gelombang : 20
Nara
Sumber : Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.
Moderator : Aam Nurhasana h
Judul
Tema : Menulis Kelengkapan Naskah atau Buku
Menjelang Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-76 grup WA Belajar Menulis gelombang ke-19 dan 20 mengadakan event pertemuan yang ke-16 dengan mengangkat tema yang sangat menarik untuk dituangkan dalam tulisan yaitu Menulis Kelengkapan Naskah. Rasanya belum sempurna jika naskah yang kita buat atau tulis masih belum lengkap. Seperti orang yang memakai baju dan celana jika salah satunya ditinggalkan akan terlihat kurang sempurna dan janggal. Sebagai prolog mengawali resume ke-16 ini saya ingin menuliskan doa dan harapan untuk bangsa dan negara tercinta semoga bangsaku semakin kuat dan berjaya. Semoga dimasa pandemi ini Indonesiaku semakin di
lindungi baik pemimpinnya dan rakyatnya. Mari kita bekerjasama mengahadapi
cobaan ini. Semoga Allah SWT memberikan Bangsaku, Negaraku, dan Indonesiaku
dapat menghalau pandemi, serta dapat
keluar dari kesulitan yang di hadapi kini. Semoga generasi emas Indonesia tercipta. Setelah tahun baru islam pertemuan malam
ini ke- 16 di hari ketujuh di tahun baru
islam 1443 hijriah, semoga semangat baru, dan semangat 45, serta semangat
kemerdekaan dalam menulis resume semakin meningkat. Menulislah untuk memerdekakan pikiran,
melepaskan belenggu hati dan pikiran, se-merdeka nya 17 Agustus sebagai hari
kemerdekaan. Pertemuan di awali dengan kata pembuka dari ibu
moderator Ibu Aam Nurhasanah dalam
pertemuan materi ke -16 dengan Narasumber ibu
Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD. yang sering disebut ibu Tere tanpa liye.
Bu Aam membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan ucapan selamat kepada guru hebat di seluruh tanah air. Beliau mengawali pertemuan ke 16 dengan meminta izin kepada semua peserta mendoakan Om Jay dan teman-teman yang sedang terbaring sakit semoga Allah berikan kesembuhan dan kesehatan untuk mereka dan pandemi korona ini bisa segera berlalu.
Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD sebagai narasumber di pertemuan ke-16 ini menyapa para peserta workshop wag belajar menulis ini dengan mengucapkan salam dan memberi inspirasi dan motivasi untuk terus menulis agar karya tulis kita bisa abadi dan bermanfaat untuk orang banyak.
Bu Aam mengingatkan dan memberikan semangat agar peserta bisa mengumpulkan 20 link resume dan bisa menerbitkan buku solo sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat 40 jam. Beliau juga mengingatkan agar peserta sudah mulai membuat daftar isi untuk buku solo karena 4 pertemuan lagi akan terkumpul 20 resume yang akan menandakan berakhirnya pelatihan belajar menulils gelombang 20 ini.
Bu Aam memperkenalkan profil singkat narasumber kali ini yaitu Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD dengan nama akrabnya Cikgu Tere sebagai salah satu alumni pelatihan belajar menulis gelombang ke-4. Bu Aam juga menyebutkan bahwa narasumber telah berhasil membuat beberapa buku yang berhasil diterbitkan oleh penerbit mayor PT. Andi Offset.
Contoh tulisan dan karya Novelnya
Tere Tanpa Liye
“Tere Liye! Siapa yang tidak
pernah mendengar tentang penulis novel laris yang satu ini ? Saya yakin sahabat
bukan hanya pernah mendengar tentang beliau, namun pasti sudah juga membaca
novel - novelnya. Saya juga sudah membaca novel Tere Liye yang berjudul Pulang,
Hujan, Sepotong Hati yang Baru, dst. Ya, saya memang mengagumi karya - karya
beliau yang fantastis. Boleh dikatakan, saya juga ngefans sama Tere Liye,”kata
ibu Tere tanpa liye.
“Tapi di
sini saya tidak akan menceritakan lebih banyak tentang Tere Liye. Melainkan
tentang Tere Tanpa Liye, yaitu saya sendiri. Mengapa hal ini perlu saya
sampaikan ? Karena sudah banyak orang yang salah sasaran dan menduga jika saya
adalah Tere Liye, sang penulis novel itu,” kata ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.
.
“Sebenarnya untuk saya malah menjadi hoki,
jika ada yang salah sasaran begitu. Namun, saya jadi malu sama Bang Tere Liye
yang asli, atau takut juga jika dikira pansos oleh para fans nya,” kata ibu
Theresia.
“Baiklah, untuk lebih mengenal tentang Tere
Bukan Liye ini, kita mulai dengan perkenalan singkat. Nama saya adalah Theresia
Sri Rahayu, dilahirkan di Kuningan, 13 September 1984. Teman - teman dekat saya
sebelumnya memanggil saya dengan nama "Sri", namun ketika tahun 2011,
saya mengikuti pra jabatan CPNS, teman - teman se angkatan memanggil saya
dengan sebutan "Tere". Dan sebutan ini terus melekat sampai saya
mutasi ke Pulau Sumba, NTT,” kata ibu Theresia
Sri Rahayu,S.Pd.SD.
"Banyak sekali perempuan Jawa yang datang
ke Sumba dan bernama "Sri", makanya nanti di Sumba, panggilanmu
"Tere" saja." Pesan suami pada saya. Saya pun mengiyakan, walau
di dalam hati ada sedikit ganjalan, karena dalam Bahasa Sunda (Saya aslinya
Sunda,lho), Tere itu artinya anak tiri. Hiks!”katanya mengikuti saran suaminya.
“Dalam perjalanan waktu, saya pun terbiasa
dengan penggilan itu. Sampai pada tahun 2019 yang lalu, ketika saya
berkesempatan mengikuti Short Course 1000 guru ke luar negeri, saya mendapat
tambahan sebutan menjadi Cikgu Tere. Karena saat itu saya melaksanakan praktek
mengajar di salah satu Sekolah Dasar yang berlokasi di George Town, Penang –
Malaysia,”kata ibu Theresia Sri
Rahayu,S.Pd.SD.
“Dan untuk mengenang pengalaman berharga itu,
saya abadikan nama "Cikgu Tere" menjadi nama blog ini. Harapannya
bekal ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperoleh menjadi
pemantik kesuksesan di masa yang akan datang. Selain itu, saya juga berharap
agar blog Cikgu Tere ini dapat menjadi media berbagi inspirasi dan motivasi
bagi para pembacanya,”kata ibu Theresia Sri
Rahayu,S.Pd.SD.
“Terkait dengan berbagi inspirasi dan motivasi
ini, saya sendiri sudah membingkainya menjadi sebuah buku yang berjudul
"Bukan Guru Biasa, Catatan Inspiratif Guru Penggerak". Buku tersebut
menceritakan tentang arti seorang guru yang hebat dan inspiratif, di antaranya
ada guru blogger, youtuber, bahkan guru inovatif dari berbagai daerah di
Indonesia, selain itu, ada juga kisah - kisah menarik yang dialami oleh Cikgu
Tere sepanjang tahun 2019 dari perjalanan demi perjalanan yang dilakukan,”kata
Ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.
Beberapa Contoh karya ibu Theresia Sri
Rahayu, S.Pd.M.Si.
Menurut
ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD., Ini adalah buku solo beliau, yang terbit mulai tahun 2020. Buku ke empat
dengan judul Belajar Dalam Mengajar terbit tahun 2021 setelah menyelesaikan
tantangan menulis di blog setiap hari bersama YPTD.
Selain
itu memang ada beberapa buku antologi yang saya tulis. Namun saya tidak
menyimpannya. Karna biasanya buku
antologi saya karena menjadi pemenang di beberapa kegiatan menulis bareng
menurut pengakuan Cik Gu Tere.
“Nah,Bapak/Ibu,
tentunya kita berharap bhw sebentar lagi kita akan mendapatkan mahkota sebagai
penulis, yaitu buku. Oleh karena
itu, malam hari ini, saya akan mencoba berbagi tentang kelengkapan
naskah untuk menjadi sebuah buku,” kata Cik Gu Tere tanpa liye.
Kelengkapan Naskah Buku
Menurut Buku yang di tulis ibu Tere tanpa liye di
kelengkapan Naskah buku terdiri dari Prakata, Daftar Isi, Sinopsis dan Profil
Penulis.
Di dalam Prakata berisi tentang Ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah mendekung penulis, menggambarkan isi buku secara
ringkas, sasaran pembaca, keunggulan buku, dan pesan bagi pembaca. Panjangnya
prakata berkisar satu sampai dua halaman, namaun lebih efefktif satu halaman.
Prakata dan Kata
Pengantar
Apakah sama Prakata dengan Kata Pengantar? Ternyata
berbeda,Prakata adalah Tulisan yang di tulis oleh Penulis buku itu
sendiri.Biasanya di buku karya Tulis ilmiah berupa jurnal atau bentuk yang
lain.umumnya lebih bersifat singkat dan ringkas.Menggambarkan isi buku secara
ringkas, sasaran pembaca , keunggulan buku dan pesan kepada pembaca serta
ungkapan Sedangkan Kata Pengantar adalah Di tuliskan oleh orang lain seperti pihak
Penerbit,senior dan orang yang berkompeten, Biasanya yang terdapat di buku.
Biasanya di tulis lebih panjang dan mengulas lebih dalam.
Daftar Isi
Daftar
Isi yang biasanya di sebut out line atau kerangka atau tema. Manfaat Out line
memudahkan proses penulisan, Memudahkan penulis agar tidak bingung.Mernjadikan
tulisannya lebih sistematis, membuat penulis lebih fokus dan menjamin
kelengkapan tulisan. Ibu Tere memberikan tips mudah
membuat daftar isi otomatis dengan menggunakan Microsoft word. Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1. Judul bab dibuat dengan menggunakan Heading 1
2. Judul sub bab dibuat dengan menggunakan Heading 2.
Daftar isi dibuat dengan menggunakan Tab Reference, Table of Content. Untuk mengganti atau mengubah level pada style dari daftar isi dilakukan dengan cara klik Custom Table of Content. Misalnya, menggunakan titik-titik pada nomor halaman.
Sinopsis
Sinopsis menggambarkan keseluruhan isi buku
yang menyajikan alur cerita secara lengkap namun ringkas. Penulisan sinopsis
bermanfaat untuk memudahkan para pembaca dalam memahami isi cerita. Oleh karena
itu, bahasa haruslah lugas dan mudah dimengerti. Hal ini bebeda dengan blurb.
Blurb hanya menuliskan bagian-bagian menarik dari isi buku yang biasanya
ditandai dengan pertanyaan yang membuat pembaca penasaran dan ingin membacanya.
BLUBRB
Untuk lebih jelas tentang blurb, perhatikan contoh berikut ini.
Profil
Penulis
Menjelaskan tentang cerita penting tentang
diri penulis. Ditulis dalam bentuk narasi, dan berisi hal-hal penting yang
relevan saja. Profil penulis juga berisi informasi tentang kontak penulis.
Hal-hal yang diperhatikan menulis profil penulis:
1. Cerita penting
Misalnya cerita penting: jika kita menulis tentang tips
menulis di blog, minimal kita sudah mempunyai kompetensi di bidang itu. Kita bisa menuliskan penghargaan sebagai
blogger, dll.
2. Relevan, maksudnya kita menulis tentang pendidikan, maka latar belakang kita
harus pendidikan.
3. Menulis nomor kontak
“Sangat membuka mata dan telinga. Mengetahui perbedaan
prakata dan kata pengantar. Sinopsis dan blurb.Sebelum membuka sesi tanya jawab
dari peserta, izinkan Aam bertanya terlebih dahulu,”kata ibu Aam Nurhasanah.
Pertanyaan pertama
“Bagaimana
menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam menulis, sehingga para peserta bisa
mengikuti challenge menulis satu minggu? Langkah apa yang ditempuh agar naskah
peserta bisa tembus ke penerbit mayor PT Andi? Bagaimana mencari sumber
referensinya? Hal ini saya tanyakan karena Prof. Ekoji mengadakan hal serupa di
gelombang 19 dan 20 saat pertemuan minggu lalu,” kata penanya.
“Wahh senangnya
ya, krn Prof. Eko mengadakan challenge
ini lagi. Saya harap Bpk/Ibu bisa
mengikutinya. Pertama, cara menumbuhkan
kepercayaan diri dalam menulis untuk mengikuti challenge tersebut, menurut pengalaman saya adalah terus menulis
Om Jay sering mengatakan menulislah setiap hari dan kita akan mendapatkan
keajaiban. Nah, salah satu keajaibannya adalah kita semakin
banyak jam terbang. Lebih mudah menuangkan ide menjadi tulisan, kemudian kita
juga jadi terbiasa menulis dan muncullah
rasa percaya diri itu,”kata ibu Theresia alias Cikgu Tere.
“Kemudian jawaban
yang kedua, langkah yang ditempuh agar
naskah peserta bisa tembus ke penerbit mayor seperti Penerbit Andi. Saya akan
menjawab sesuai pengalaman saya ya, Bu. Kalau secara teknisnya Penerbit Andi pasti sudah
menyampaikan juga. Langkah yang pasti adalah dengan mempelajari gaya selingkung
dari Penerbit Andi. Buka websitenya dan
lihat topik - topik apa yang mereka terbitkan. Kemudian, belajar menggunakan trending topic dan lihat
pemasarannya. Misalnya sekarang sedang
masa pandemi, apa yang sangat dicari
oleh para pembaca. Hal - hal ini yang menjadi pertimbangan Penerbit Mayor untuk
meloloskan naskah kita,Jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.
“Ada satu
lagi, komunikasi dengan Prof. Eko
melalui challengenya. Kenapa? Karena
beliau adalah penulis hebat dan terkenal.
Ketika kita dapat berkolaborasi bersama beliau, maka kecenderungan naskah kita akan diterima
oleh Penerbit Andi. Karena beliau
mempunyai kredibilitas tinggi. Yang terakhir,
terkait referensi, tentunya kita
bersumber pada Channel Youtube Prof. Eko,
kemudian mengembangkan referensi pada jurnal serta buku yang relevan
dengan topik kita.Kita bisa gunakan google cendekia atau google scholar juga
untuk mencari referensi.Tidak apa2, Bu. Ini jawabannya juga panjang,”kata ibu
Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.
Pertanyaan Kedua. Syafrudin Tolitoli.
“Apakah saat kita
mengirimkan naskah buku dan kelengkapan naskah buku tersebut ada yang kurang,
apakah naskah bisa diterima penerbit atau malah
dikembalikan?”Tanya pak Syafrudin, asal Tolitoli.
“Biasanya penerbit
akan menginformasikan kepada penulis,
kelengkapan naskah apa saja yang perlu dikirimkan. Sehingga sebaiknya kita sebagai penulis
memastikan dulu kelengkapannya sesuai permintaan penerbit.Namun jika ternyata, masih saja ada kekurangan, maka pasti dari penerbit akan menghubungi
pihak penulis. Atau bisa juga penulis
menjalin komunikasi atau bertanya lebih dulu pada penerbit, jikalau naskah yang dikirimkan masih ada
kekurangan.Jadi jika pertanyaannya apakah diterima atau dikembalikan, berdasarkan pengalaman di penerbit mayor dan
beberapa penerbit indie, mereka tetap
menerima naskah tersebut,”Jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.
Pertanyaan Ketiga, ibu Nelly dari Banda Aceh
“Standar isi
minimal halamannya berapa untuk buku solo?”Tanya ibu Nelly dari Banda Aceh.
“Sebenarnya untuk
standar isi minimal saya kurang tahu ya,
Bu. Karena itu tergantung dari
jenis bukunya sendiri. Buku cerita
bergambar tentu beda dengan buku kumpulan puisi atau buku non fiksi.Tapi jika
buku kita ingin terlihat kokoh, elegan
dan mempunyai tulang punggung, maka
jumlah halamannya bisa sekitar 150 halaman atau lebih. Untuk ukuran kertas A5,”jawab ibu Theresia
Sri Rahayu,S.Pd.SD.
Pertanyaan Keempat, Pak Dail dari Serang
“Pertama,Untuk melengkapi naskah buku selain
melakukan proofreading dan penyuntingan. Apasaja langkah yang perlu dilakukan agar naskah tulisan yang kita
buat lengkap?, Kedua, membaca 33 prestasi dan penghargaan yg ditulis dalam
biografi singkat ibu, apa rahasianya sehingga selalu jadi yang TERBAIK?”tanya
Pak Dail dari Serang.
Jawab untuk pertanyaan Keempat,untuk Pak Dail dari
Serang
“Pertama, kuncinya
ada di bagian outline, Pak. Karena salah satu manfaat outline adalah
menjamin bahwa naskah kita lengkap. Sekedar tips yang saya dapat saat berproses
menulsi buku bersama Penerbit Andi adalah jumlah Bab minimal 5. Dengan
keterangan 5 ini adalah 5 W + 1 H. Maksudnya jika kita menulis buku tentang
Blog, maka kita membahas Apa itu
blog, Mengapa kita harus nge blog, bagaimana caranya menulis di blog, kapan kita menulis di blog, dll.
Jika unsur 5 W + 1 H sudah terpenuhi,
maka kita bisa tahu bahwa naskah kita lengkap. Jadi, selain melakukan proofreading dan
penyuntingan, kita bisa memastikan bahwa
semua pertanyaan itu sudah terjawab di outline,” jawab ibu Theresia Sri
Rahayu,S.Pd.SD..
“Sebetulnya bukan
yang terbaik, Pak. Masih banyak orang lain yg tentunya lebih
hebat dari saya. Seperti Bu Aam, beliau adalah juara blogger nasional.Saya
tidak punya rahasia besar di balik kesuksesan saya. Namun,
selama ini saya selalu memotivasi diri saya untuk terus belajar. Motto saya adalah belajar, belajar,
dan belajar!“jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD.
Pertanyaan Kelima, Sri Sundari (Karawang)
“Sinopsis ada di
sampul belakang ya. Saya sering membaca blurb mungkin maksudnya supaya calon
pembaca penasaran dengan cerita tersebut. seperti contoh cikgu. Bagaimana
menurut cikgu sementara buku seperti itu banyak di pasaran. Terima kasih,”tanya
ibu Sri Sundari.
“Memang banyak yg
bingung tentang sinopsis dan blurb.Biasanya blurb itu ditemukan di jenis buku
fiksi.Pasti banyak yg menuliskan blurb karena memang tujuannya adalah menarik
rasa penasaran pembaca. Kadang, saat
saya masih di Bandung, saya pergi ke
Gramedia dan menghabiskan waktu membaca buku di sana. Biasanya yang saya baca lebih dulu ya bagian
belakang bukunya.Dulu saya tahunya itu sinopsis. Ternyata memang beda sinopsis
dan blurb,” jawab ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD. .
Pertanyaan Keenam,ibu Helwiyah dari Bekasi
Pertama, Apakah
semua jenis buku harus mencantumkan blurb?, Kedua, dibagian mana sebaiknya
blurb dicantumkan, apakah bisa bersamaan dengan sinopsis?, ketiga, Apakah aman
mencantumkan no kontak penulis pada profil?”tanya ibu Helwiyah dari Bekasi.
Menjawab
Pertanyaan Keenam, Ibu Helwiyah dari Bekasi
“Pertama, menurut
saya, blurb lebih tepat di buku
fiksi. Buku non fiksi sebaiknya
menuliskan synopsis, Kedua, biasanya
blurb atau sinopsis dituliskan di bagian belakang / cover belakang buku. Namun, ada juga yang di bagian dalam buku karena
bagian cover belakang dicantumkan testimoni. Biasanya hanya salah satu antara
blurb atau synopsis, ketiga, memang terkait keamanan tidak ada kepastian untuk
jaminan. Namun, kita bisa minimalisir dengan mencantumkan
alamat email atau nomor HP yang kedua. Maksudnya yang kita gunakan khusus untuk
membangun relasi dengan umum. Jika
keberatan dihubungi melalui nomor HP,
bisa juga melalui akun media sosial kita,” jawab ibu Theresia Sri
Rahayu,S.Pd.SD. .
Bu Aam mengajak kepada peserta di WAG pelatihan menulis untuk membacakan surat Al Fatihah serta mendoakan kesembuhan dan kesehatan bagi Cikgu Tere yang sekarang sedang isolasi mandiri. Jika pertanyaan silahkan kirim ke blog kemudian
Cikgu Tere menjawabnya di postingan blog Cikgu Tere. Bu Aam juga meminta maaf atas jika selama menjadi moderator dalam memandu diskusi ada kesalahan tutur kata yang kurang berkenan dan agar para peserta memaklumi situasi dan kondisi Cikgu Tere yang dalam kondisi kurang sehat tapi masih bisa menyempatkan sharing berbagi ilmu dan pengalaman dengan semua peserta WAG pelatihan menulis gelombang 19 dan 20. Dan akhirnya Ibu Aaam Nurhasanah sebagai moderator menutup pertemuan kelas
Pelatihan Menulis KSGN NGEBLOG PGRI.
Terima kasih tak terhingga kepada ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD yang telah mentranfer ilmu dan pengalamannya sebagai penulis dan juga ibu Aam Nurhasanah S.Pd. sebagai moderator di pertemuan ke-16 ini sudah memandu dengan sangat baik jalannya pelatihan virtual menulis via WAG ini dan Om Jay serta panitia Pelatihan Menulis PGRI. Semoga ilmunya menjadi washilah untuk mendapatkan amal jariah yang dengannya akan terus mengalir pahala dan memberikan manfaat dan kebaikan bagi orang banyak Aamiin Salam blogger millenial, inspiratif dan kreatif....
Comments
Post a Comment